Macam-macam Mabniy

Macam-macam Mabniy

Contoh-contoh:

1. Ada berapa kuda di lapangan?

2. Dengan harga berapa kamu membeli jam mu?

3. Berapa kali kamu berjanji dan kamu tidak membayar?

4. Udaranya sejuk

5. Apakah udaranya sejuk?

6. Udaranya sungguh sejuk

7. Berhentilah semaumu!

8. Berjalanlah kemanpun kamu mau!

9. Tinggallah sekiranya udaranya wangi

10. Kemarin itu panas sekali udaranya

11. Aku mengunjungi piramid-piramid kemarin

12. Kemarin aku pergi ke istana

Pembahasan:

Kita telah mengetahui dari pembahsan sebelumnya bahwa mabniy adalah sesuatu yang akhirnya selalu dalam kondisi yang sama pada seluruh susunan kalimat. Maka kita katakan kata: كَمْ،اِعْتَدَلَ، حَيْثُ، اَمْسِ karena akhirnya senantiasa tidak berubah meskipun susunannya berubah.

Maka akhir كَمْ selalu sukun oleh karena itu dikatakan مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُوْنِ (dimabniykan / dibangun atas sukun) dan akhir إِعْتَدَلَ selalu fathah oleh karena itu dikatakan مَبْنِيٌّ عَلَى الفَتْحِ (dibangun atas fathah) dan akhir حَيْثُ selalu dhammah oleh karena itu dikatakan مَبْنِيٌّ عَلَى الضًّمِّ (dibangun atas dhammah) dan akhir اَمْسِ selalu kasroh oleh karena itu dikatakan مَبْنِيٌّ عَلَى الكَسْرِ (dibangun atas kasroh).

Jika kita telusuri akhir-akhir kata mabniy maka tidak akan kita dapati kecuali empat kondisi ini. Tidak ada kaidah khusus yang dengannya diketahui akhir suatu kata adalah mabniy, satu-satunya sandaran hanyalah pengambilan sumber dari kitab-kitab bahasa yang terpercaya.

KAIDAH:

1. Kondisi lazim pada akhir kata mabniy ada empat yaitu sukun, fathah, dhammah, kasrah dan dinamakan dengan macam-macam mabniy.

2. Kata-kata yang akhirnya selalu sukun atau fathah atau dhammah atau kasrah dikatakan dimabniykan / dibangun atas sukun atau fathah atau dhammah atau kasrah.

0 Comments:

Post a Comment




 

Blog Template by Adam Every. Sponsored by Business Web Hosting Reviews